Mengapa Kucing Kesayangan Perlu Obat Cacing ?
Hy pawrent..sekarang kita mau membahas tentang pemberian obat cacing pada hewan kesayangan karena sangat penting untuk mencegah berbagai infeksi cacing. Banyak pemilik tidak menyadari hewan kesayangan mereka telah terinfeksi cacing sampai terlihat adanya gejala klinis yang ditimbulkan, dan kebanyakan ketika gejala klinis yang ada muncul maka akan berakibat buruk pada hewan kesayangan mereka. Akibat yang ditimbulkan seperti kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, batuk, diare dan muntah cukup banyak. Kegiatan pencegahan sangat penting dilakukan, karena meskipun diletakkan di kondisi lingkungan yang bersih tidak menjamin hewan kesayangan kita terbebas dari infeksi cacing. Kucing atau anak kucing dapat terinfeksi cacing dari gigitan kutu, gigitan nyamuk atau kontak dengan kucing lain yang terinfeksi. Ada empat jenis cacing yang paling sering menginfeksi kucing adalah cacing gelang, cacing tambang, cacing pita, dan cacing hati. Cacing ini tidak hanya berbahaya bagi kucing, namun juga dapat menginfeksi manusia. Selain itu, keempat jenis cacing tersebut juga bisa menginfeksi hewan peliharaan lainnya. Jadi, selain mengobati infeksi cacing pada anak kucing, kucing yang baru diadopsi, atau kucing yang menunjukkan gejala kecacingan, pemilik kucing sebaiknya membicarakan tentang program pemeriksaan parasit dan pencegahannya dengan dokter hewan. Mengetahui saatnya kucing perlu diobati dari infeksi cacing adalah hal yang sama pentingnya dengan mengetahui caranya.
METODE 1. MENGETAHUI INFEKSI CACING PADA KUCING KESAYANGAN
1. Periksa kotorannya. Tanda yang paling jelas dari infeksi cacing, adalah keberadaan cacing pada kotorannya. Perhatikan kotoran kucing. Segmen tubuh cacing pita sering kali terlepas dan ikut keluar bersama tinja kucing. Segmen ini menyerupai bulir nasi. Jika masih segar, segmen ini mungkin bahkan akan tampak menyerupai cacing-cacing kecil.
Perhatikan adanya diare. Sejumlah gangguan dapat menimbulkan diare pada kucing, dan semua infeksi cacing, termasuk cacing gelang, cacing tambang, dan cacing pita dapat menyebabkan kotoran kucing menjadi encer. Dalam kasus lainnya, kucing Anda mungkin akan mengeluarkan darah akibat iritasi pada ususnya.
Siapkan kantung plastik dan kumpulkan kotoran/cacing yang didapat tersebut untuk diperiksa dokter hewan Anda.
2. Waspadai muntah pada kucing. Cacing gelang dapat menyebabkan kucing muntah-muntah. Kucing bahkan mungkin akan memuntahkan cacing gelang dewasa juga. Cacing ini tampak menyerupai spageti. Muntah-muntah juga merupakan gejala pada cacing hati. Sama halnya dengan kotoran kucing, Anda harus berusaha mengumpulkannya dalam kantung plastik. Dokter hewan perlu memeriksa muntahan kucing untuk memastikan adanya parasit atau tanda penyakit lainnya. Anda perlu ingat bahwa muntah-muntah bukan berarti sudah pasti kucing Anda terinfeksi cacing. Hal ini bisa saja disebabkan oleh sejumlah gangguan lainnya.
3. Catat berat badan kucing. Kucing yang terinfeksi cacing usus atau cacing hati mungkin akan mengalami penurunan berat badan. Terkadang, perubahan berat badannya cukup drastis, namun lain waktu mungkin kecil sekali. Hal ini sangat bergantung pada ukuran dan banyaknya cacing. Dalam kasus lainnya, perut kucing mungkin akan membesar dan tampak gembung. Jika perut kucing Anda menggembung, kemungkinan ia terinfeksi cacing gelang.
4. Perhatikan gusi kucing Anda. Dalam kondisi normal, gusi kucing seharusnya berwarna merah muda. Namun, parasit seperti cacing dapat membuatnya menjadi pucat akibat anemia atau gangguan aliran darah. Jika gusi kucing Anda pucat, buat jadwal pemeriksaan dengan dokter hewan. Jika kucing Anda sulit bernapas atau tampak lemah, segera cari pertolongan darurat.
5. Kenali jenis cacing yang menginfeksi kucing Anda. Mengetahui jenis cacing yang menginfeksi kucing adalah hal yang penting untuk mengawali pengobatannya. Dokter hewan dapat memberikan informasi ini beserta obat dan perawatan yang sesuai. Walaupun Anda tidak benar-benar perlu memahami setiap jenis cacing secara terperinci, berikut ini adalah beberapa jenis cacing yang harus Anda tangani secara umum:
Cacing gelang adalah parasit yang paling banyak menginfeksi kucing. Kucing yang masih menyusu dapat tertular melalui air susu induknya, sementara kucing dewasa dapat tertular dari kotoran yang terinfeksi.
Cacing pita adalah parasit bersegmen yang sering kali ditemukan pada bulu bagian belakang tubuh kucing. Parasit ini menular melalui kutu yang tertelan.
Cacing tambang berukuran lebih kecil dibandingkan cacing gelang dan menginfeksi usus halus. Kucing dapat terinfeksi akibat menelannya. Cacing ini lebih sering menyerang anjing.
Cacing paru menginfeksi paru-paru kucing dan lebih jarang ditemui. Cacing ini dapat menular ke kucing jika ia menelan inangnya, seperti burung atau hewan pengerat.
Cacing hati kemungkinan merupakan jenis yang paling berbahaya. Nyamuk yang menggigit hewan terinfeksi akan membawanya dalam darah nyamuk dan menularkan ke hewan lain ketika nyamuk tersebut menghisap darah yang kemudian masuk ke aliran darah kucing sehingga larva cacing hati akan tumbuh dan berkembang sehingga merusak hati.
6. Bawa kucing Anda ke dokter hewan. Jangan beranggapan Anda dapat menyembuhkan infeksi cacing sendiri. Anda harus membawa kucing ke dokter hewan, yang akan memeriksa sampel kotoran kucing sebelumnya. Jika dokter mencurigai kucing Anda terinfeksi cacing hati, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan sampel darah rutin.
Umumnya, obat cacing harus diberikan secara rutin. Perawatan ini tidak bisa dilakukan hanya sekali.
Anda mungkin menemukan beberapa situs web yang mengatakan bahwa Anda dapat mengobati infeksi cacing "secara alami" di rumah dengan beberapa rempah dan tanaman herbal. Abaikan informasi semacam ini dan bawa kucing Anda ke praktisi kesehatan hewan profesional.
Bawa kucing yang baru diadopsi atau anak kucing yang baru lahir diperiksa ke dokter hewan anda. Tindakan ini bersifat rutin, baik jika Anda mengira kucing terinfeksi cacing maupun tidak. Anak kucing harus diberi obat cacing secara rutin sesuai petunjuk dokter hewan. Anak kucing yang baru diadopsi harus segera diberi obat cacing, dengan paling tidak 2 kali perawatan lanjutan. Induk kucing juga dapat menularkan cacing ke anaknya. Ada beragam jenis cacing, serta pengobatan satu dan lainnya pun berbeda, jadi mengetahui jenis cacing yang menginfeksi secara khusus sangat diperlukan sebelum memulai perawatannya.
Metode 2. Mengobati Infeksi Cacing pada Kucing Kesayangan
1. Berikan obat yang diresepkan kepada kucing. Minta resep obat yang dibutuhkan ke dokter hewan. Anda tidak boleh mencoba memberikan obat cacing yang dijual bebas tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter hewan, terutama pemberian untuk anak kucing. Walaupun kemungkinan besar kucing Anda akan diberikan obat dalam bentuk pil, obat lainnya mungkin diberikan dalam bentuk tablet, kapsul, granul, tablet kunyah, dan cairan.
Jangan coba memilih sendiri obat untuk kucing; patuhi anjuran dokter hewan mengenai cara dan waktu pemberian obat. Setelah mengetahui obat yang harus diberikan, Anda harus mengetahui frekuensi pemberiannya. Memberikan obat lengkap sesuai resep dokter hewan adalah hal yang sangat penting. Baik secara oral maupun topikal, Anda harus memberikannya ke kucing hingga obat habis.
2. Bersiaplah menghadapi efek sampingnya. Hal yang paling penting untuk diketahui adalah obat cacing lebih beracun bagi cacing ketimbang inangnya (kucing Anda). Hal inilah alasan mengapa Anda harus berkonsultasi dengan dokter hewan, dan memberikan obat sesuai anjurannya. Beberapa efek samping seperti diare dan muntah mungkin akan timbul. Bicarakan apa saja yang merupakan efek samping obat dan apa saja yang bukan dengan dokter hewan, dan pastikan kucing Anda bereaksi normal.
3. Obati infeksi cacing gelang dan cacing tambang. Obat yang paling lazim digunakan untuk mengatasi cacing gelang dan cacing tambang pada kucing dewasa adalah pirantel palmoat dan milbemycin oxime yang diberikan secara oral, dan selamectin yang diberikan secara topikal. Di AS, pirantel palmoat dijual bebas, sedangkan selamectin dan milbemycin oxime hanya dijual dengan resep dokter. Selamectin tidak cocok diberikan pada kucing yang berusia kurang dari 8 minggu, sehingga kucing yang lebih muda harus diberi obat cacing oral.
4. Obati infeksi cacing pita. Dua obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi infeksi cacing pita adalah praziquantel dan epsiprantel. Keduanya digunakan secara oral. Praziquantel dijual bebas, sedangkan espirantel harus dibeli dengan resep dokter.
Umumnya, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan terhadap kotoran kucing setelah pengobatan selesai untuk memastikan efeknya. Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter hewan dalam memberikan obat cacing, dan buat jadwal pemeriksaan ulang untuk memastikan efektivitasnya.
5. Lakukan pemeriksaan kembali. Dokter hewan akan meminta Anda membawa lagi kucing Anda. Pastikan untuk mengikuti anjurannya, dan membawa kucing Anda kembali, baik untuk menjalani pengobatan lanjutan, ataupun hanya untuk memastikan kesembuhannya. Mengunjungi kembali dokter hewan adalah hal yang penting jika diminta, sehingga Anda dapat memastikan kesehatan dan kebahagiaan kucing Anda.
Metode 3. Memberikan Obat untuk Ditelan/Diminum Kucing Kesayangan
1. Siapkan obatnya. Kocok botolnya jika perlu atau keluarkan pilnya dari dalam botol. Anda mungkin harus memasukkan obat berbentuk cair ke dalam alat suntik atau pipet. Dokter hewan akan memberitahukan cara pemberian obat yang ideal.
Jauhkan obat dari pandangan kucing Anda. Jika kucing Anda melihat obatnya terlebih dahulu, ia mungkin akan kabur. Jadi terkadang, Anda perlu menyiapkan obatnya terlebih dahulu, dan menunggu beberapa menit hingga kucing Anda kembali dengan tenang sehingga Anda bisa memberikan obat dengan aman.
2. Tenangkan kucing Anda. Saat Anda menerima obat cacing untuk kucing, Anda akan diberi tahu cara pemberiannya. Memberikan obat untuk ditelan kucing mungkin sedikit sulit, namun dapat dilakukan asalkan kucing Anda tenang dan merasa bahagia. Jika Anda diminta memberikan obat di rumah, Anda harus mengetahui cara menenangkan kucing agar dapat memberikan obat yang dibutuhkannya.
3. Selimuti kucing Anda. Selimuti kucing dengan selimut tipis, sarung bantal, atau handuk, dengan hanya menyisakan bagian kepala yang terbuka. Hal ini akan mencegah kucing mencakar dan melawan Anda. Namun, pastikan agar kucing tidak merasa ketakutan dan sulit bernapas selama diselimuti. Anda juga bisa mencoba memberikan obat tanpa menyelimuti kucing terlebih dahulu. Walaupun akan mengurangi ketakutannya, hal ini akan membuat Anda lebih sulit menangani kucing.
4. Pegang tubuh kucing erat-erat. Duduklah di lantai, dan letakkan kucing di antara celah kedua kaki atau pangkuan Anda. Anda juga bisa meminta bantuan seseorang untuk memegangi kucing. Proses ini akan jauh lebih mudah jika ada orang yang membantu Anda.
5. Pegang kepala kucing dengan benar. Letakkan ibu jari Anda di satu sisi mulut kucing, dan jari telunjuk Anda di sisi sebaliknya. Berhati-hatilah, kucing mungkin akan mencoba menggigit jari Anda, jadi berikan jarak yang cukup.
6. Tekuk kepala kucing ke belakang. Saat melakukan gerakan ini, tekan lembut kedua sisi mulut kucing hingga membuka. Cobalah untuk melakukannya setenang mungkin. Jika Anda cemas, kucing akan merasakan hal tersebut, dan ia pun akan menjadi lebih cemas. Anda harus menekan rahang bawah kucing dengan tangan Anda yang lain, sehingga mulutnya terbuka lebih lebar.
7. Masukkan obat ke dalam mulut kucing. Masukkan pilnya ke dalam bagian belakang mulut atau tuangkan cairan obat ke salah satu sisi dalam pipinya. Berhati-hatilah untuk tidak langsung memasukkan obat ke dalam tenggorokan kucing, agar ia tidak tersedak.
8. Bantu kucing Anda menelan obat. Berikut ini adalah hal yang perlu Anda lakukan untuk membantu kucing menelan obat dengan efektif:
`Biarkan ia menutup mulutnya.
`Angkat rahang bawah kucing sehingga hidungnya mengarah ke atas.
`Usap lembut tenggorokan kucing untuk merangsang refleks menelan.
`Pertahankan posisi Anda selama beberapa detik atau hingga kucing Anda menelan obatnya. Perlakukan kucing dengan lembut selama memberikan obat. Jangan sampai kucing Anda tersedak obatnya sendiri.
9. Pastikan obatnya ditelan. Lepaskan mulut kucing, namun tetap pegangi tubuhnya untuk mengantisipasi obat yang belum ditelan dimuntahkan oleh kucing. Lepaskan tubuh kucing setelah Anda yakin obatnya telah ditelan.
Memuntahkan obat adalah masalah utama pada sediaan kapsul. Obat-obatan berbentuk cair biasanya lebih sulit dimuntahkan oleh kucing.
10. Berikan pujian pada kucing karena berhasil menelan obatnya. Lepaskan selimutnya dan berikan ia pujian karena telah berlaku baik. Berikan ia makanan, perhatian, dan kasih sayang karena mau menelan obatnya. Hal ini akan membuat proses pemberian obat selanjutnya menjadi lebih mudah. Penyebabnya, kucing akan mengaitkan hal tersebut dengan pengalaman yang menyenangkan, bukan menakutkan. Jika ia mengalami hal buruk dengan obat atau proses pemberiannya, ia akan melawan lebih kuat pada proses selanjutnya.
Metode 4. Mencegah Infeksi Cacing Terjadi Kembali
1. Berikan obat antiparasit ke kucing Anda secara teratur sebagai langkah pencegahan. Konsultasikan dengan dokter hewan untuk lebih jelasnya. Beberapa obat, seperti selamectin berefek luas untuk melawan infeksi kutu, cacing hati, cacing tambang, cacing gelang, dan parasit lainnya.
2. Pertimbangkan untuk merawat kucing Anda di dalam rumah. Karena kucing lain yang terinfeksi, kutu, maupun hewan pengerat membawa parasit dalam tubuhnya, merawat kucing di dalam rumah akan memperkecil peluangnya terinfeksi cacing. Banyak pemilik kucing merasa bersalah merawat kucing di dalam rumah saja, karena merasa menghalangi perkembangan kucingnya dalam hal tertentu. "Bukannya seharusnya kucing boleh mengekspresikan insting alaminya di bawah sinar matahari dengan udara yang segar?" Pertanyaan ini mungkin membuat pemilik kucing mempertimbangkan kembali keputusannya. Namun, untuk menentukan keputusan yang terbaik, Anda harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
Apakah risikonya terlalu besar? Pertimbangkan kondisi jalan, faktor penyakit, masalah lingkungan, gangguan hewan lain, serta manusia saat menentukan keputusan Anda. Jika Anda memutuskan untuk merawat kucing di dalam rumah untuk menghindari risiko tersebut, ingatlah Anda bisa meniru lingkungan di luar dengan menyiapkan tiang untuk dicakar, jendela, dan benda-benda yang bisa dipanjat oleh kucing.
3. Usir kutu dari dalam rumah dan halaman Anda. Umumnya, jika kucing Anda hanya menghabiskan waktu di dalam rumah, Anda tidak perlu mencemaskan lingkungan luar. Kucing mampu membunuh kutu sendiri, terutama jika tidak sering terserang hewan pengganggu ini. Jadi, pusatkan perhatian Anda pada tempat-tempat yang sering digunakan kucing untuk menghabiskan sebagian besar waktunya.
Rumah: taktik utama dalam perjuangan Anda melawan kutu adalah kebersihan kucing. Cuci semua bantal, selimut, dan benda kesukaan kucing yang sering digunakannya untuk berbaring. Anda harus menyingkirkan kutu, telur, dan kepompong kutu muda. Sedot debu dari karpet Anda untuk melakukan hal yang sama. Jika kasus serangan kutu Anda sedang hingga berat, pilih salah satu merek pembasmi kutu dan telurnya. Selama digunakan, semua hewan dan manusia harus keluar dari dalam rumah selama waktu yang disarankan. Setelah itu, bersihkan seluruh permukaan benda di dalam rumah dan sedot debunya kembali untuk menyingkirkan kutu atau telurnya yang telah mati beserta racun pembasmi yang tersisa.
Halaman: mengendalikan pertumbuhan kutu di luar rumah tentu lebih sulit. Mulailah dengan membersihkan sampah organik yang menjadi tempat tumbuhnya kutu, seperti potongan rumput, daun, dan jerami. Kutu suka bersembunyi di tempat yang gelap, lembap, dan berbayang-bayang. Belilah semprotan pembasmi kutu yang aman bagi lingkungan, dan gunakan di tempat-tempat tersebut sesuai panduan dalam kemasannya.
4. Bersihkan kotak kotoran kucing Anda secara berkala. Buang kotorannya secara teratur untuk mencegah penyebaran cacing. Kenakan sarung tangan plastik, dan masker wajah jika bisa. Anda tentu tidak ingin menghirup serpihan kotoran kucing. Masukkan kotoran kucing ke dalam kantung plastik. Gunakan tisu dan semprotan antibakteri alami untuk membersihkan bagian dalam kotak. Pertimbangkan untuk mencuci kotak kotoran kucing hingga bersih menggunakan air sabun. Kemudian isi kembali dengan pasir penampung kotoran yang baru. Bersihkan kotak kotoran kucing satu atau dua kali setiap minggu, bergantung pada penggunaan kotak oleh kucing Anda.
(Oleh: drh. Anggun Rahmawati)
Pict & Source: wikihow.com
Komentar
Posting Komentar